![]() |
ghina embun kayyisa |
Pernah
mendengar nasehat, '1 contoh lebih mujarab dari 1000 perkataan'? Saya sendiri
sudah lama mendengar nasehat ini, namun tidak selalu mengamalkannya, kata lebih
banyak saya gunakan.
Sampai pada suatu subuh yang tenang, yang kebetulan putri
saya yang masih berusia 2 tahun belakangan ini sering rewel, maklum dia baru
saja disapih, saya bangun lebih awal dan menemani gadis kecil itu bermain
mengalihkan rewelnya sampai azan subuh berkumandang.
Allahu Akbar,
Allahu Akbar, sayup suara panggilan menegakkan sholat dan ajakan meraih
kemenagan itu terdengar. 'Nak daddy wudhu dulu ya, mau shalat subuh, gadis mau
ikut?' ajak saya padanya. 'Iyah' jawabnya sambil anggukkan kepala. Senang
sekali dia diberi sempat main air, sampai kuyup pakainnya. Setelah wudhu, saya
pun mengganti bajunya yg basah terlebih dahulu dan kemudian melaksanakan sholat
subuh.
'Misi daddy
gadis di sini', katanya sambil berdiri di tengah sajadah yang saya bentangkan.
'Ya udah daddy di pinggir ya, ikutin daddy ya', kemudian yang mulai shalat.
Gadis kecil saya
itu memang tidak secara beraturan mengikuti gerakan demi gerkan shalat saya.
Tapi dia angkat tangan gerkan takbiratul ihram, rukuk, sujud, kemudian berdiri
lagi, itu dilakukannya seenaknya saja, maklum usianya baru 2 tahun, hehe.
Setelah shalat,
biasanya dia duduk bersila dan menengadahkan tangan berdoa dan entah apa yang
ia baca. Menariknya, ocehannya yang menurutnya doa itu selalu ditutupnya dengan
kata 'amin' sambil mengusapkan kedua tangannya ke muka. Saya selalu haru jika
lihat itu. Tentu saja begitu, sebab rasa-rasanya orang tua mana yang tak bahagia
melihat perkembangan anaknya. Dan eiittss, jika kamu belum menikah, nanti kamu
tau deh rasanya, ayo buruan jangan kelamaan, hehehe.
Tidak biasanya
selepas shalat subuh itu saya ambil al-Quran dan mengaji. Saya mengulang
hafalan surat-surat pendek. Maklum rasa malas masih lebih sering menjadi teman
saya. Doakan ya, semoga membaca al-Quran menjadi kebiasaan baik yang menjadi
teman baru saya, amin ya Rabbal 'alamien. Sementara saya mengaji mengulang
hafalan, gadis kecil saya asik bermain sendiri, dia ambil setrikaan lalu dengan
serius menggosok-gosok bajunya. Sesekali dia bertanya, 'sudah daddy?', 'belum,
sebentar lagi ya'. Dan ia melanjutkan mainnya. Pertanyaan itu ia lontarkan sampai
beberapa kali.
Setelah merasa
cukup mengulang hafalan, saya menutup Quran dan meletakkannya di atas meja,
lalu merapihkan sajadah yang sedari tadi saya gunakan. Gadis kecil saya yang
semula bermain setrika-setrikaan, berderi dan meraih al-Quran yang saya
letakkan di atas meja rias itu. 'Gadis dulu', katanya. Lalu ia membuka al-Quran
itu kemudian berceloteh seolah sedang serius membacanya. Untuk kedua kalinya,
pada subuh yang syahdu itu haru kembali memenuhi relung hati saya. Saya terdiam
memperhatikan dan memberi kesempatan padanya untuk beraksi, hehe. Setelah
beberapa lama, 'sudah daddy', katanya. 'Ya', jawab saya singkat. 'Rapihkan ya',
pinta saya padanya.
Subuh ini, saya
teringat dengan nasehat yang saya tulis di paragraf pertama catatan ini, '1
contoh lebih mujarab dari 1000 perkataan'. Dan tak hanya ingat, saya
membuktikannya sendiri. Luar biasa bukan? Inilah the power of contoh.
Ya Allah, ya Rahman,
ya Rahim, Maha Pengasih, Maha penyayang. Engkau yang sanggup membolak-balikkan
hati hamba, bimbing hati ini agar tetap hidup dalam cahanyaMu, sehingga seluruh
pikiran, sikap, dan perilaku hamba senantiasa terjaga, seluruhnya positif. Aku
ingin menjadi contoh yang baik, juga inspirasi bagi anak-anakku, istriku, keluargaku,
dan orang lain. Aku ingin hidupku bermanfaat. Ya Allah perkenankan doaku. Amin.
Salam Powerful
Cijantung, 12
Januari 2014
jujulmaman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar