Pernah mendengar atau melihat ada orang yang susah move on? Tiba-tiba
menagis tersedu ketika mendengar sebuah lagu yang membuka kembali album masa
lalunya. Atau mendadak uring-uringan mana kala bertemu seseorang yang pernah menyakitinya
di masa lalu. Atau menggalau segalau-galaunya saat melintas atau berada di suatu
tempat yang punya memori khusus, entah menyenangkan atau menyakitkan. Pernah
mendengar itu? Atau jangan-jangan kamu sendiri yang mengalaminya?
Waspadalah, jika kamu mengalami kegalauan berlebih pada apa yang pernah
terjadi dalam hidupmu, boleh jadi kamu sedang terjangkit penyakit mematikan
yaitu 'hidup di masa lalu'. Ini penyakit ganas, bahkan 'mematikan'. Disebut
mematikan karena penyakit serupa ini membuatmu enggan bertumbuh. Jerat masa
lalu menahan langkahmu untuk melakukan sebuah perubahan. Kamu 'mati' meski
nafasmu masih berhembus.
Tapi jangan bersedih hati, setiap penyakit tentu ada obatnya. Bagi kamu
yang terkena sindrom ini, saya punya tiga tips untuk mengobatinya. Pertma,
katakan selamat tinggal pada masa lalu. Mungkin sulit melupakan apa yang pernah
terjadi, lebih-lebih itu sangat berkesan. Tak perlu kamu bersusah payah
melupakannya, cukup katakan, 'hai masa laluku. Aku ingin berdamai denganmu, aku
tidak akan melupakanmu, karena kau adalah bagian dari perjalan hidupku, aku
hanya ingin melewatkanmu, kemudian hidup tenang mulai hari ini dan akan
datang'. Let bygone be bygone. Yang lalu biarlah berlalu.
Kedua, setelah kamu berdamai dengan masa lalumu. Maka buat dan tuliskan rencana
masa depanmu. Pastikan hidupmu memiliki visi yang jelas dan 'takdir'
seperti apa yang hendak kau lukis untuk kehidupanmu di masa datang. Sekedar
usul, dalam merumuskan visi hidup, adalah penting untuk tidak egois. Kamu tidak hidup sendirian di dunia ini.
Kamu adalah 'wakil' Tuhan yang sedang melaksanakan program-nya.
Maka, visimu harusnya diarahkan dalam rangka mengembangkan semesta dan membahagiakan sesama. Suksesmu harus
menajdi sukses untuk semua orang. Bukankah Tuhan sungguh cinta pada dia yang
menjadi sebaik-baik manusia, yaitu yang menghadirkan manfaat buat
sebanyak-banyaknya manusia.
Dalam sebuah kesempatan, saya pernah berbagi, berdiskusi dengan
sahabat-sahabat satu almamater. Kepada yang hadir saya tanyakan prestasi terbaik
apa yang ingin mereka
persembahkan untuk dunia. Salah
seoarang menuliskan bahwa pada usianya ke 45 ingin memiliki passive income sebesar 50
juta perbulan.
Mendengar itu,
saya pun bertanya, ‘setelah
inginmu terwujud so what?’ Dan luar biasa dia kemudian menjawab, 'saya ingin bangun
sebuah masjid dekat dimana saya kerja'. Ternyata tempat ia bekerja jarang,
bahkan menurutnya sungguh sulit ketika shalat Jumat tiba. Mudah-mudahan bukan
cuma 50 juta, tapi lebih yang ia
bisa kumpulkan perbulan. Amin
Ketiga, sebagai penawar penyakit 'hidup di masa lalu' adalah libatkan Tuhan dalam
setiap ikhtiar yang kamu lakukan. Pastikan Tuhan selalu ada bersamamu. Dan agar
itu terjadi, satu syarat yang harus kamu lakukan adalah miliki sikap 'sabar'.
Hanya itu yang menjamin Tuhan akan senantiasa bersamamu. Sebagai manusia yang terkena
sifat lupa dan alpa, kita butuh pembimbing. Dan sebaik-baik pembimbing juga penolong
adalah Tuhan Semesta Alam. Hasbunallah wani'mal wakil, nikmal maula
wani'mannasir.
Sabar tak sekedar menjamin kehadiran Tuhan untukmu. Lebih dari itu dalam
sabar kamu akan selalu terjaga, jika suatu waktu masa lalu menggoda kamu bisa
tetap konsisten pada apa yang telah kamu putuskan. Pun, sabar akan menguatkan
kamu menghadapi onak dan duri dalam perjalananmu mewujudkan visi masa depan.
Akhirnya, bahwa tenggelam hidup di masa lalu tidak hanya akan membuatmu
mati sebelum waktunya. Lebih dari itu, ia akan menghambat kamu bertumbuh dan
mengabaikan tugas muliamu sebagai 'wakil' Tuhan di muka bumi. Ingatlah bahwa
Tuhan tak pernah menciptakan apapun dalam kesia-siaan. Lalu pantaskah kita
menyia-nyikan sisa hidup kita dengan berkubang dalam lumpur masa lalu. Bismillahirrahmanirahiem.
Yuk moveON. Wallahu'alam Bissawab.
Salam Powerful...!
Julmansyah Putra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar