Senin, Juli 07, 2014

BERHENTILAH HIDUP DI MASA LALU

Pernah mendengar atau melihat ada orang yang susah move on? Tiba-tiba menagis tersedu ketika mendengar sebuah lagu yang membuka kembali album masa lalunya. Atau mendadak uring-uringan mana kala bertemu seseorang yang pernah menyakitinya di masa lalu. Atau menggalau segalau-galaunya saat melintas atau berada di suatu tempat yang punya memori khusus, entah menyenangkan atau menyakitkan. Pernah mendengar itu? Atau jangan-jangan kamu sendiri yang mengalaminya?

Waspadalah, jika kamu mengalami kegalauan berlebih pada apa yang pernah terjadi dalam hidupmu, boleh jadi kamu sedang terjangkit penyakit mematikan yaitu 'hidup di masa lalu'. Ini penyakit ganas, bahkan 'mematikan'. Disebut mematikan karena penyakit serupa ini membuatmu enggan bertumbuh. Jerat masa lalu menahan langkahmu untuk melakukan sebuah perubahan. Kamu 'mati' meski nafasmu masih berhembus.

Tapi jangan bersedih hati, setiap penyakit tentu ada obatnya. Bagi kamu yang terkena sindrom ini, saya punya tiga tips untuk mengobatinya. Pertma, katakan selamat tinggal pada masa lalu. Mungkin sulit melupakan apa yang pernah terjadi, lebih-lebih itu sangat berkesan. Tak perlu kamu bersusah payah melupakannya, cukup katakan, 'hai masa laluku. Aku ingin berdamai denganmu, aku tidak akan melupakanmu, karena kau adalah bagian dari perjalan hidupku, aku hanya ingin melewatkanmu, kemudian hidup tenang mulai hari ini dan akan datang'. Let bygone be bygone. Yang lalu biarlah berlalu.

Kedua, setelah kamu berdamai dengan masa lalumu. Maka buat dan tuliskan rencana masa depanmu. Pastikan hidupmu memiliki visi yang jelas dan 'takdir' seperti apa yang hendak kau lukis untuk kehidupanmu di masa datang. Sekedar usul, dalam merumuskan visi hidup, adalah penting untuk tidak egois. Kamu tidak hidup sendirian di dunia ini. Kamu adalah 'wakil' Tuhan yang sedang melaksanakan program-nya.

Maka, visimu harusnya diarahkan dalam rangka mengembangkan semesta dan  membahagiakan sesama. Suksesmu harus menajdi sukses untuk semua orang. Bukankah Tuhan sungguh cinta pada dia yang menjadi sebaik-baik manusia, yaitu yang menghadirkan manfaat buat sebanyak-banyaknya manusia.

Dalam sebuah kesempatan, saya pernah berbagi, berdiskusi dengan sahabat-sahabat satu almamater. Kepada yang hadir saya tanyakan prestasi terbaik apa yang ingin mereka persembahkan untuk dunia. Salah seoarang menuliskan bahwa pada usianya ke 45 ingin memiliki passive income sebesar 50 juta perbulan.

Mendengar itu, saya pun bertanya, setelah inginmu terwujud so what? Dan luar biasa dia kemudian menjawab, 'saya ingin bangun sebuah masjid dekat dimana saya kerja'. Ternyata tempat ia bekerja jarang, bahkan menurutnya sungguh sulit ketika shalat Jumat tiba. Mudah-mudahan bukan cuma 50 juta, tapi lebih yang ia bisa kumpulkan perbulan. Amin

Ketiga, sebagai penawar penyakit 'hidup di masa lalu' adalah libatkan Tuhan dalam setiap ikhtiar yang kamu lakukan. Pastikan Tuhan selalu ada bersamamu. Dan agar itu terjadi, satu syarat yang harus kamu lakukan adalah miliki sikap 'sabar'. Hanya itu yang menjamin Tuhan akan senantiasa bersamamu. Sebagai manusia yang terkena sifat lupa dan alpa, kita butuh pembimbing. Dan sebaik-baik pembimbing juga penolong adalah Tuhan Semesta Alam. Hasbunallah wani'mal wakil, nikmal maula wani'mannasir.

Sabar tak sekedar menjamin kehadiran Tuhan untukmu. Lebih dari itu dalam sabar kamu akan selalu terjaga, jika suatu waktu masa lalu menggoda kamu bisa tetap konsisten pada apa yang telah kamu putuskan. Pun, sabar akan menguatkan kamu menghadapi onak dan duri dalam perjalananmu mewujudkan visi masa depan.

Akhirnya, bahwa tenggelam hidup di masa lalu tidak hanya akan membuatmu mati sebelum waktunya. Lebih dari itu, ia akan menghambat kamu bertumbuh dan mengabaikan tugas muliamu sebagai 'wakil' Tuhan di muka bumi. Ingatlah bahwa Tuhan tak pernah menciptakan apapun dalam kesia-siaan. Lalu pantaskah kita menyia-nyikan sisa hidup kita dengan berkubang dalam lumpur masa lalu. Bismillahirrahmanirahiem. Yuk moveON. Wallahu'alam Bissawab.

Salam Powerful...!
Julmansyah Putra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar