Minggu, Agustus 08, 2010

SMS Pak Prof.

Malam Sabtu (06.08.2010), Prof. Muhammad Amin Aziz seperti biasa mengingatkan untuk melaksanakan shalat Tahajud. SMS yang beliau kirimkan malam itu sekaligus diikuti dengan ucapan selamat shaum (puasa Ramadhan). Sungguh menggugah dan menginspirasi apa yang beliau kirimkan, bunyinya: "Ketika aku mohon kekuatan pada Allah, Dia memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat. Ketika ku mohon kebijaksanaan, Allah memberiku masalah untuk ku pecahkan. Ketika ku mohon kesejahteraan, Allah memberiku akal untuk berpikir. Ketika ku mohon keberanian, Allah memeberiku bahaya untuk dapat ku atasi. Ketika ku mohon sebuah cinta, Allah memberiku orang-orang untuk ku tolong. Aku tidak selalu menerima apa yang kupinta, Tapi aku menerima segala yang aku butuhkan. Mohon maaf lahir dan bathin. Selamat shaum and shalat lail, MAA adn Kel", begitulah pesan Prof. MAA.

Lahir satu kesadaran baru dalam diri bahwa beberapa kesulitan yang biasanya kita temui dan hadapi merupakan cara Allah untuk menjadikan kita manusia yang semakin berkualitas, seperti butir pertama SMS Prof. MAA, doa agar dikarunikan kekuatan, justru didapat dari kekuasaan atau kemampuan kita dalam melalui kesulitan yang diberikan Allah. Jadi, sebuah kesukaran (kesulitan) harus dipahami sebagai upaya agar kita menjadi manusia yang memiliki kekuatan.

Kadang kita sering menilai bahwa sesuatu kesulitan atau masalah yang menimpa hidup kita dianggap sebagai sebuah kesusahan dan kemalangan yang ditimpakan pada kita. Maka tak jarang pula muncul sikap pesimis, putus asa, lemah, dan cenderung mengelukan keadaan, pun mungkin terpikir bahwa Allah sudah tak perhatian pada kita.

Rasa-rasa ini kiranya, lahir dari ketaksadaran kita tentang hakikat pemberian masalah atau kesusahan yang sedang kita hadapi. Sebaliknya, jika melihat pesan Prof. MAA, dapatlah kita ambil satu kesimpulan bahwa tak semua derita yang kita terima melulu kemalangan, pasti ada hikmah di balik semuanya. bukankah Allah tidak meng-ada-kan (menciptakan) segala sesuatu dengan sia-sia. Lalu, pesimisme, loyo, lemah, dan sifat sifat-buuruk lainnya, bukanlah sebuah jawaban atas tiap-tiap persoalan yang ada.

Allah Maha tahu yang kita butuhkan, maka tak semua yang kita pinta terberi. tapi yakinlah bahwa Allah tak mungkin tidak memenuhi apa yang sejatinya menjadi kebutuhan hidup hamba-Nya. Jadi, ketika meminta sesuatu (berdoa) namun terasa tak terjawab pinta kita itu, mungkin pinta kita itu bukan bagian dari sesuatu yang benar-benar kita butuhkan.

Akhirnya, satu yang juga perlu kita insyafi, bahwa tidaklah tiap-tiap pinta kita dijawab dengan sesuatu yang persis dengan apa yang kita mohonkan itu merupakan bukti bahwa setiap permohonan hendaknya atau sejatinya lebih dahulu memlalui satu proses yang biasa kita sebut dengan ikhtiar. Adalah keniscayaan yang tak mungkin kita tolak bahwa tanpa usaha (ikhtiar) kiranya sulit menerima sesuatu dengan hasil yang seperti kita harapkan. wallalu a'lam bisawab

Selamat Ramadhan, semoga mampu merengkuh derajat takwa, sebagaimana yang menjadi tujuan shaum itu sendri, yaitu, "la'alakum tattaqun, agar kalian bertakwa". semoga

syahputra
Cijantung, 8.08.2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar